Sebelum membahas kisah asal usul Bledug Kuwu, kata Bledug Kuwu secara etimologi berasal dari Bahasa Jawa, yaitu bledug yang bermakna ledakan atau meledak. Sedangkan kata kuwu diserap dari kata kuwur, yaitu lari/ kabur/ berhamburan. Bledug Kuwu merupakan fenomena gunung api lumpur setinggi 2 meter yang telah terjadi sejak sebelum zaman Kerajaan Mataram Kuno (732M – 928M). Letaknya sendiri berada di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.
menjadi objek wisata yang menarik, karena adanya letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan dapat berlangsung selama dua hingga tiga menit dengan diameter ± 650 meter.
Cerita Bledug Kuwu, Asal Usul Bledug Kuwu
Berdasarkan legenda turun temurun, Bledug Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkannya dengan Laut Selatan atau Samudera Hindia. Lubang tersebut menjadi jalan pulang Joko Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan, ketika ia berhasil mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang berubah wujud menjadi buaya putih di Laut Selatan dan Joko Linglung menjelma menjadi ular naga saat memasuki lubang tersebut.
Prabu Dewata Cengkar merupakan sosok raja yang serakah, sombong, dan ditakuti. Konon, diceritakan bahwa Prabu Dewata Cengkar tidak dapat mati, sehingga ia tidak pernah kalah ketika bertarung dengan musuh-musuhnya. Jika seorang prajurit tidak menaati peraturannya, maka ia langsung dipecat, bahkan dihukum mati. Hal yang membuat Prabu Dewata kuat dan tidak bisa terbunuh tersebut dikarenakan ia menjalankan ritual minum darah manusia.
Kemudian, datang seorang ksatria dari negeri Tibet yang bernama Aji Saka. Aji Saka pun melawan sang Prabu dan terjadilah pertarungan yang cukup sengit. Namun, Aji Saka pun berhasil mengalahkan Prabu Dewata Cengkar. Atas kekalahannya tersebut, sang Prabu melarikan diri ke laut selatan dan berubah wujud menjadi buaya putih.
Aji Saka mengutus Jaka Linglung, yaitu seorang lelaki buruk rupa yang memiliki kesaktian untuk mengejar Dewata Cengkar ke laut selatan. Sebelum berangkat, Jaka Linglung mendapatkan pesan dari Aji Saka, yaitu apabila ia berhasil memenangkan pertarungan melawan buaya putih, ia tidak boleh pulang menggunakan jalur darat, melainkan harus melalui perut bumi. Hal ini karena kekurangan yang dimiliki oleh Jaka Linglung.
Jaka Linglung pun akhirnya berhasil mengalahkan dan membunuh buaya putih di laut selatan. Jaka pulang melalui jalur bawah tanah sesuai pesan dari Aji Saka. Begitu keluar, ia pun menyembul di daratan Desa Kuwu. Inilah yang menjadi asal usul Bledug Kuwu.
Lubang yang menyemburkan lumpur di Desa Kuwu, kemudian dipercaya sebagai tapak tilas dari Jaka Linglung, yaitu makhluk yang dapat berubah wujud menjadi ular naga raksasa. Masyarakat sekitar pun percaya bahwa lubang yang dibuat tersebut terhubung dengan laut selatan, sehingga air semburan terasa asin.
Itulah, kisah asal usul Bledug Kuwu. Semoga kisah atau legenda di atas dapat memberikan kamu informasi.