Legenda Bledug Kuwu dan Kesongo

Legenda Bledug Kuwu dan Kesongo

Diposting pada

Pernahkah kalian mendengar tentang Bledug Kuwu atau mungkin sudah pernah mendatanginya langsung? Fenomena alam dari Bledug Kuwu ini adalah gunung api berlumpur yang menyemburkan lumpur panas dari dalam bumi.

Bukan hanya Bledug Kuwu, di daerah lain juga memiliki fenomena alam yang hampir sama, yaitu Gunung Lumpur Kesongo.

Keduanya berada di wilayah, berbeda namun masih berada di Jawa Tengah. Bledug Kuwu tepatnya berlokasi di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Sedangkan Kesongo berlokasi di Desa Kesongo, Kecamatan Gabusan  Kabupaten Blora.

Hal menarik lainnya tidak hanya sampai sana, ternyata legenda Bledug Kuwu dan Kesongo memiliki tokoh yang sama, yaitu Jaka Linglung.

Legenda Bledug Kuwu dan Kesongo

Cerita Bledug Kuwu dimulai pada abad ke- 8 dimana saat itu kerajaan Medang Kumalan dipimpin oleh raja serakah Prabu Dewata Cengkar. Dipercaya Prabu Dewata memiliki kekuatan sakti yang bisa membuat sang raja tidak bisa mati, hingga suatu saat datanglah seorang ksatria dari negeri lain bernama Aji Saka yang berhasil mengalahkan Prabu Dewata.

Walaupun kalah, Prabu Dewata tidak mati. Alih-alih sang raja merubah wujudnya menjadi seekor buaya putih dan bersembunyi.

Aji Saka pun mengutus seseorang untuk mengejar Prabu Dewata dan membunuhnya yang merupakan seorang ksatria bernama Jaka Linglung.

Jaka Linglung adalah ksatria dengan paras yang buruk rupa yang bisa berubah menjadi seekor ular naga. Namun karena parasnya tersebut, Aji Saka berpesan untuk tidak kembali melalui daratan jika sudah berhasil membunuh buaya putih jelmaan Prabu Dewata tadi.

Dengan tekad yang kuat, Jaka Linglung pun berhasil membunuh buaya putih di laut selatan. Mengingat pesan Aji Saka, Jaka Linglung pun kembali dengan perjalanan melalui perut bumi. Saat keluar dari dalam tanah, hal itu membuat dataran di sekitarnya berlubang diikuti semburan lumpur.

Sehingga dipercaya oleh masyarakat Bledug Kuwu sebagai tapak tilas dari perwujudan ular naga yang terhubung ke laut selatan.

Legenda Bledug Kuwu dan Kesongo selanjutnya adalah berasal dari Jaka Linglung yang disuruh bertapa oleh Aji Saka setelah berhasil membunuh buaya putih jelmaan Prabu Dewata.

Dengan wujud ular naganya, Jaka Linglung pun bertapa sambil membuka mulutnya lebar sampai menyerupai gua. Ratusan tahun bertapa, mulut Jaka Linglung pun dipenuhi lumut dan tanaman semak belukar.

Hingga suatu hari, sepuluh anak desa terjebak  hujan lebat saat menggembala ternak mereka berteduh di dalam sebuah gua, yang tidak lain adalah mulut dari Jaka Linglung yang sedang bertapa.

Kemudian, karena memiliki penyakit kulit yang terlihat menjijikan, satu anak desa tadi dipaksa keluar dari gua dan pergi menjauh dari mereka.

Sembilan anak desa yang berteduh pun seakan usil dan mulai menancapkan golok mereka ke arah tanaman yang ada di dalam gua. Tanpa mereka ketahui Jaka Linglung menelan sembilan anak yang  berteduh tadi karena merasa terganggu dengan keusilan mereka.

Karena ketakutan melihat apa yang terjadi di depannya, satu anak yang selamat meminta tolong pada penduduk desa hingga Aji Saka mengetahui berita besar itu.

Aji Saka pun marah besar, karena merasa sangat bersalah Jaka Linglung pun masuk ke dalam bumi untuk mengasingkan diri dan bertapa di dalam perut bumi dengan wujud ular naganya.

Hal ini lah yang dipercaya orang-orang membuat fenomena terjadinya ledakan lumpur Kesongo.

Bagaimana? Legenda Bledug Kuwu dan Kesongo menarik bukan? Jika cerita ini membuat Anda tertarik, bisa saja mendatangi tempat wisata ini untuk melihat langsung fenomena alam luar biasa Indonesia.